Community accompaniment PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PEMBUATAN SEKAT KANAL DI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
Keywords:
Sekat Kanal, Pendampingan Masyarakat, Restorasi GambutAbstract
Studi ini membahas proses pembangun sekat kanal dan pendampingan masyarakat lokal di Pulau Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti Riau. Sekat kanal dibangun untuk menjaga ekosistem gambut tetap basah atau mencegah hilangnya kandungan air pada lahan gambut. Lahan gambut yang kering beresiko menyebabkan kebakaran dan penurunan permukaan tanah. Untuk mempertahankan ekosistem lahan gambut tetap basah, Badan Restorasi Gambut (BRG) menerapkan berbagai upaya salah satunya dengan pembangunan Insfrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) sekat kanal atau Canal Blocking yang merupakan bagian dari metode rewetting atau pembasahan lahan gambut. Studi penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif, dengan metode pengambilan data secara observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi observasi. Verivikasi data dilakukan dengan cara uji Kredibilitas yaitu dengan menemukan persamaan antara apa yang dilaporkan dengan apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Data tersebut dianalis secara diskriptif dengan mengumpulkan data-data untuk kemudian disusun, diolah dan dianalisis untuk mengetahui masalah yang ada.
Studi ini menemukan bahwa pembangunan sekat kanal yang dilakukan BRG dan Pemerintah pusat pada tahun 2017-2019 belum melakukan sosialisasi maupun pendampingan masyarakat secara efektif. Pendampingan masyarakat local menuju kemandirian terbukti memberikan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan sekat kanal yang telah dibangun. Pendampingan yang tepat menghasilkan masyarakat yang mandiri dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang muncul baik pada saat pelaksanaan, maupun saat setelah pelaksanaan pembangunan sekat kanal. Masyarakat mandiri juga terbukti mampu menyelesaikan permasalah diluar perkiraan lainnya yang timbul akibat pembangunan sekat kanal.
Hasil studi ini berkontribusi terhadap kajian restorasi gambut, pembangunan Insfrastruktur Pembasahan Gambut (IPG) sekat kanal, dan menjadi masukan dalam melaksanakan pendampingan masyarakat dengan menjadikan masyarakat mandiri dalam melakukan pengelolaan IPG pada masing-masing wilayahnya.
References
Agus, F., dan I.G. M. Subiksa. 2008. Lahan Gambut: Potensi untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah dan Word Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, Indonesia.
Alfarisyi, Sutikno, Rinaldi. 2020. Analisis Pembasahan Lahan Gambut akibat Pembangunan Sekat Kanal (Studi Kasus: Desa Lukun, Kabupaten Kepulauan Meranti). JURNAL TEKNIK- Vol.14, Nomor 1
Badan Restorasi Gambut dan Mangrove. 2024. RENCANA KERJA 2024 BADAN RESTORASI GAMBUT DAN MANGROVE.Jakarta: Badan Restorasi Gambut dan Mangrove
Dohong, A., Cassiophea, L., Sutikno, S., Triadi, B., Wirada, F., Rengganis, P., & Sigalingging, L. (2017). Modul pelatihan Pembangunan Infrastruktur Pembahasan Gambut Sekat Kanal Berbasis Masyarakat. Jakarta: Badan Restorasi Gambut.
Erlina, N. (2017). Analisis Pembangunan Canal Blocking Sebagai Solusi Pencegahan Kebakaran Lahan Gambut di Desa SungaitohorKabupaten Kepulauan Meranti. Jom FISIP
Hidayati, N. (2018). Analisis Dampak Pembangunan Sekat Kanal Terhadap Fluktuasi Muka Air Tanah. Jom FTEKNIK
Jamasy dan Suwendar. 2019. PEMULIHAN EKOSISTEM GAMBUT BERBASIS PEMANDIRIAN MASYARAKAT. Jakarta: Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Teknis Pemulihan Fungsi Ekosistem Gambut.
Pusat Penelitian Kehutanan International. 2017. “Dennis Del Castillo–GLF:Peatlands”. Youtube Pusat Penelitian Kehutanan International (CIFOR)
Simanungkalit, Sadikin, Dhiaksa, Yakubison. 2018. “Penerapan sekat kanal (Canal Blocking) sebagai upaya restorasi lahan gambut terdegradasi pada kawasan EKS PLG Provinsi Kalimantan Tengah”. Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bdan Penelitian dan Pengembangan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.